JEMBER – Buntut demo penolakan
kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, para aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan
aparat kepolisian berakhir ricuh
di halaman gedung DPRD Jember, Jawa Timur, Senin (17/6/2013).
Sebelum berunjuk rasa di Gedung
DPRD, aktivis GMNI ini sempat menggelar unjuk rasa di bundaran DPRD Jember.
Dalam orasinya, mahasiswa dengan tegas menolak rencana pemerintah menaikan
harga bahan bakar minyak yang secara otomatis pula berimbas pada sejumlah harga
kebutuhan pokok.
Kericuhan ini mulai terjadi
setelah para aktivis GMNI melakukan aksi damai
teatrikal pelepasan seekor tikus dari dalam sangkar. Teatrikal ini bagian dari aksi unjuk
rasa penolakan pencabutan subsidi BBM. Begitu lepas, tikus itu dilempari telur
dan tepung oleh para
mahasiswa.
Entah
karena terkena percikan telur, mendadak puluhan polisi menyerbu ke arah
mahasiswa. Mereka memukul dan menendangi mahasiswa beramai-ramai. Dengan jumlah yang lebih sedikit, aktivis GMNI tersebut berusaha
menyelamatkan diri. Meskipun
sebagian di antaranya masih
ada yang membalas pukulan polisi tersebut.
Salah satu mahasiswa dari kerumunan aktivis
GMNI tersebut berhasil dikejar oleh dua orang polisi dan kena hajar.
Namun setelah kena pukul beberapa kali, ia ganti menghajar wajah sang polisi dan melemparkan telur ke arah
Gedung DPRD Jember. Mereka juga sempat membakar ban bekas, bahkan sejumlah mobil pejabat
yang sedang parkir terkena lemparan telur.
Untunglah,
baku pukul itu akhirnya berhenti setelah petugas polisi yang lain menarik
beberapa teman mereka yang masih mengejar dan memukuli mahasiswa. Mahasiswa
tidak terima dengan perlakuan polisi, langsung melakukan protes dan mencaci
maki aparat di tempat.
Aksi kericuhan ini memang di luar dugaan.
Sebelumnya, mahasiswa sempat tertahan di pagar DPRD Jember. Mereka bisa masuk
ke halaman, setelah mendapat izin dari dua anggota DPRD Jember dari Fraksi
Demokrat, Anang Murwanto dan Eko Purwanto. (hsm)
0 komentar:
Posting Komentar