Senin, 02 Desember 2013

Konsep BOP (Biaya Overhead Pabrik)


Pengertian BOP
                   Semua biaya produksi selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Atau lebih tepatnya semua biaya produksi yang termasuk ke dalam biaya bahan tak langsung, biaya tenaga kerja tak langsung, dan biaya-biaya produksi lainnya yang tidak secara mudah di identifikasikan atau dibedakan langsung pada suatu proses produksi. Sehingga BOP ini sering juga disebut sebagai biaya produksi tidak langsung.

Karakteristik BOP
a.       Jumlahnya tidak proporsional dengan volume produksi
b.      Sulit ditelusur dan diidentifikasi langsung ke produk atau pesanan
c.       Jumlahnya tidak material

Tujuan Penyusunan Anggaran BOP
a.       Mengetahui penggunaan biaya secara efisien
b.      Menentukan harga pokok
c.       Mengetahui pengalokasian biaya overhead pabrik sesuai dnegan tempat atau departemen dimana biaya dibebankan
d.      Sebagai alat pengawasan BOP

Jenis-jenis BOP
1. Biaya bahan penolong
                   Adalah biaya bahan yang digunakan untuk membantu penyelesaian suatu produk yang jumlahnya relative kecil. Misalnya lem dalam perusahaan percetakan, pernis dan paku dalam perusahaan mebel.
2. Biaya tenaga kerja tak langsung
                   Adalah upah yang dibayarkan kepada karyawan pabrik yang secara fisik tidak berhubungan dengan proses pembuatan produk. Termasuk dalam kelompok ini antara lain upah mandor, gaji pegawai administrasi pabrik dll.
3. Biaya penyusutan aktiva tetap pabrik
                   Adalah biaya penyusutan atas aktiva tetap yang dipergunakan di pabrik untuk penyelesaian produk baik secara lansung maupun tidak langsung, misalnya biaya penyusutan gedung pabrik, mesin-mesin, kendaraan pabrik
4. Biaya reperasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik
                   Adalah biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan dan perawatan mesin, gedung pabrik dan peralatan pabrik lainnya.
5. Biaya asuransi
                   Adalah biaya yang dikeluarkan untuk menanggulangi resiko yang terjadi dalam proses produksi, biaya asuransi gedung pabrik, biaya asuransi karyawan pabrik.
6. Biaya-biaya yang timbul karena penggunaan jasa pihak lain
                   Adalah biaya-biaya yang timbul karena penggunaan jasa pihak lain guna penyelesaian dan kelancaran proses produksi, misalnya biaya listrik dan air untuk keperluan pabrik.
7. Biaya-biaya yang terjadi di departemen pembantu
                   Dalam perusahaan yang memiliki departemen pembantu, misalnya departemen bengkel atau pembangkit tenaga listrik, maka semua biaya yang terjadi di departemen pembantu tersebut diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik (BOP).

Penggolongan BOP
1. Penggolongan BOP berdasarkan sifatnya:
*        Biaya bahan penolong
*        Biaya reparasi dan pemeliharaan
*        Biaya tenaga kerja tidak langsung
*        Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap
*        Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu
*        Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai

2. Penggolongan BOP menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume produksi:
*        Biaya overhead pabrik tetap adalah Biaya overhead yang tidak berubah dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu. 
*        Biaya overhead pabrik variable adalah biaya overhead pabrik yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
*        Biaya overhead pabrik semivariabel adalah biaya overhead pabrik yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

3. Penggolongan BOP menurut hubungannya dengan departemen:
*        BOP langsung departemen adalah biaya overhead pabrik yang terjadi dalam departemen tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati oleh departemen tersebut. Contoh: gaji mandor departetemen produksi, biaya depresiasi mesin dan biaya bahan penolong.
*        BOP tidak langsung departemen adalah biaya overhead pabrik yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen. Contoh: biaya depresiasi, pemeliharaan dan asuransi gedung pabrik

Contoh Kasus Klasifikasi BOP Pada Perusahaan Furniture
Jenis Biaya
BOP Langsung
BOP Tidak Langsung
Bagian Persiapan & Pembentukan
Bagian Dekorsi
Bagian Finishing
Bagian Listrik
Bagian Reparasi
Bagian Gedung
Bahan Penolong
Anti Jamur
Paku, Mur & Baut
Cat, Warna & Tiner
Solar, Oli, Pelumas
Suku cadang
Office supplies
TK Tidak Langsung
Kepala bagian supervisor
Kepala bagian supervisor
Kepala bagian supervisor
Kepala bagian supervisor
Kepala bagian supervisor
Kepala bagian supervisor
Depresiasi
Dep.Gedung
Dep.Mesin
Dep.Peralatan
Dep.Gedung
Dep.Mesin
Dep.Peralatan
Dep.Gedung
Dep.Mesin
Dep.Peralatan
Dep.Gedung
Dep.Mesin
Dep.Peralatan
Dep.Gedung
Dep.Mesin
Dep.Peralatan
Dep.Gedung
Dep.Mesin
Dep.Peralatan
Lain-Lain
Alat Tulis
Air & Listrik
Pajak
Polis.Asuransi
Alat Tulis
Air & Listrik
Pajak
Polis.Asuransi
Alat Tulis
Air & Listrik
Pajak
Polis.Asuransi
Alat Tulis
Air & Listrik
Pajak
Polis.Asuransi
Alat Tulis
Air & Listrik
Pajak
Polis.Asuransi
Alat Tulis
Air & Listrik
Pajak
Polis.Asuransi

Langkah-Langkah Penentuan Tarif BOP
  1. Menyusun Anggaran BOP
            Dalam menyusun anggaran BOP harus diperhatikan tingkat kegiatan (kapasitas) yang akan dipakai sebagai dasar penaksiran BOP. Ada tiga macam kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasara pembuatan anggaran BOP yaitu:
      Kapasitas Teoritis
Kapasitas teoritis merupakan kapasitas untuk memproduksi pada kecepatan penuh tanpa berhenti (100%) dari aktivitas/kapasitas yang ditetapkan. Perusahaan dianggap mampu pada tingkatan yang maksimun tanpa memperhitungkan adanya hambatan baik yang berasal dari internal maupun eksternal perusahaan.
      Kapasitas Praktis
Kapasitas teoritis dikurangi dengan kerugian-kerugian waktu yang tidak dapat dihindari karena hambatan-hambatan intern perusahaan. Penetapan kapasitas praktis ini perlu dilakukan karena sangat tidak mungkin suatu pabrik dijalankan pada kapasitas teoritis. Dengan demikian perlu diperhitungkan kelonggaran-kelonggaran waktu dalam penentuan kapasitas seperti penghentian pabrik yang tidak dapat dihindari karena kerusakan mesin.
      Kapasitas Normal
Adalah kemampuan perusahaan untuk memproduksi dan menjual produknya dalam jangka panjang. Jika dalam penentuan kapasitas praktis hanya diperhitungkan kelonggaran-kelonggaran waktu akibat faktor-faktor intern perusahaan, maka dalam penentuan kapasitas normal diperhitungkan pula kecenderungan penjualan dalam jangka panjang.
      Kapasitas Sesungguhnya
Kapasitas sesungguhnya yang diperkirakan akan dapat dicapai dalam tahun yang akan datang. Untuk kelemahanya yaitu akan berakibat terjadinya perbedaan yang besar pada tarif Biaya Overhead Pabrik dari tahun ke tahun dan sebagai akibat perubahan yang besar pada tarif Biaya Overhead Pabrik dari periode ke periode.

  1. Memilih Dasar Pembebanan BOP Kepada Produk
       Ada berbagai faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih pembebanan BOP:
a.       Harus diperhatikan jenis biaya overhead pabrik yang dominan jumlahnya dalam departemen produksi
b.      Harus diperhatikan sifat-sifat biaya overhead pabrik yang dominan tersebut dan eratnya hubungan sifat-sifat tersebut dengan dasar pembebanan yang akan dipakai.
Selain itu ada berbagai macam dasar yang dapat dipakai untuk membebankan BOP kepada produk diantaranya :
      Satuan produk
Metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan langsung membebankan BOP kepada produk. Beban BOP untuk setiap produk dihitung dengan formula berikut:
Tarif BOP Persatuan = Taksiran BOP : Taksiran jumlah satuan produk × 100%
Metode ini cocok digunakan untuk perusahaan yang hanya memproduksi satu jenis produk. Jika perusahaan menghasilkan lebih dari macam produk yang serupa dan berhubungan erat satu dengan yang lain, maka pembebanan dengan dasar tertimbang atau dasar nilai.
      Biaya bahan baku
Jika BOP yang dominan bervariasi dengan nilai bahan mentah (misal biaya asuransi bahan baku), maka dasar yang dipakai untuk membebankannya kepada produk adalah biaya bahan bakuyang dipakai. Formula perhitungan tarif BOP adalah sebagai berikut:
Tarif BOP Persatuan = Taksiran BOP : Taksiran biaya bahan mentah yang dipakai × 100%
      Biaya tenaga kerja langsung
Jika sebagian besar elemen BOP mempunyai hubungan yang erat dengan jumlah upah TKL (contoh pajak penghasilan atas upah karyawan yang ditanggung perusahaan), maka dasar yang dipakai untuk membebankan adalah biaya TKL.
Formula perhitungan tarif BOP adalah sebagai berikut:
Tarif BOP persatuan = Taksiran BOP  : Taksiran biaya tenaga kerja langsung × 100%
      Jam tenaga kerja langsung
Oleh karena ada keterkaitan yang sangat erat antara biaya TKL dengan jumlah jam kerja langsung, maka BOP dibebankan atas dasar jam tenaga kerja langsung.
Formula perhitungan tarif BOP adalah sebagai berikut:
Tarif BOP Persatuan = Taksiran BOP : Taksiran Jam tenaga kerja × 100%
      Jam mesin
Apabila BOP bervariasi dengan waktu penggunaan mesin (contoh bahan bakar atau listrik dipakai untuk menjalankan mesin), maka dasar yang dipakai untuk membebankannya adalah jam mesin. Formula perhitungan tarif BOP adalah sebagai berikut:
Tarif BOP Persatuan = Taksiran BOP : Taksiran Jam kerja mesin × 100%

  1. Menghitung Tarif BOP
         Setelah anggaran BOP selesai disusun dan ditentukan besar satuan kegiatan, maka langkah terakhir adalah menghitung tarif BOP dengan rumus sebagai berikut:
Formula:
Jumlah BOP dianggarkan = Tarif BOP × Tingkat kegiatan yang direncanakan

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Cara buat distribusi BOP tdak langsung kedepartemen yang menikmatinya