JEMBER - Indonesia memang kaya
akan budaya. Kemilau alamnya yang mempesona dipadu dengan sejuta warisan budaya
membuat karya anak bangsa terus tercipta. Yah, hal inilah yang kemudian juga
menjadi penggerak keluarga besar Universitas Jember untuk ikut berkarya
demi kelestarian tradisi luhur sebagai peninggalan nenek moyang Indonesia.
Melalui kegiatan malam seni budaya dalam rangka
Peringatan Bulan Pancasila - Bulan Bung Karno, keluarga besar (sivitas
akademika) Universitas Jember mulai unjuk kebolehan dalam berbagai
cabang seni budaya Indonesia di kawasan double way Kampus Tegalboto Jumat
malam, (14/6/2013).
Penampilan apik dari mahasiswa, dosen dan karyawan Universitas
Jember sejenak membius kerumunan warga yang sejak sore sudah mulai memadati
kawasan double way Kampus Tegalboto. Tak pelak jika double way yang semenjak
sore diguyur hujan sekejap menjadi hangat setelah para sivitas akademika Unej
mulai unjuk seni di hadapan para penikmatnya.
Pagelaran seni tersebut dibuka dengan tari-tarian
yang dibawakan oleh para mahasiswa Unej. Setidaknya ada empat tarian yang
disajikan kepada para penonton kala itu. Dimulai dengan tari khas Jember yang
mengisahkan saat Tanam Tembakau, Tari Lahbako, Tari Abyor dan Tari Payung yang juga
dimainkan oleh putri-putri dosen dan karyawan Universitas Jember. Selain itu, para
dokter gigi yang sehari-harinya menjadi dosen di Fakultas Kedokteran Gigi juga
turut unjuk kebolehan dengan membawakan tari Gebyar. Sementara itu, beberapa
mahasiswa dari Fakultas Ekonomi, FKIP dan Fakultas Sastra juga turut menghibur
penonton dengan lagu-lagu campursari. Dan disusul oleh segerombolan ibu-ibu
Dharma Wanita Fakultas Hukum yang tampil penuh percaya diri dengan Qosidah
Modern-nya.
Rektor Universitas Jember Drs. Moh. Hasan, MSc.,PhD,
memberikan apresiasi yang tinggi akan penampilan keluarga besar Universitas
Jember malam itu. “Universitas Jember berusaha melestarikan berbagai budaya
asli Indonesia, salah satu bentuknya dengan memberikan kesempatan sivitas
akademikanya untuk tampil dengan berbagai kebolehan di bidang seni budaya asli
Indonesia,” ujarnya. “Universitas Jember kini juga mendapatkan dukungan penuh
dari Dirjen Kebudayaan Kemdikbud RI untuk meneliti kebudayaan Osing, Tengger
dan Pendalungan,” imbuhnya diwaktu sambutan.
Dan dipuncak acara, pagelaran wayang kulit semalam
suntuk sukses menghibur penonton kala itu. Dengan digawangi oleh dalang cilik Ki
Aji Carito yang membawakan lakon “Mbangun Candi Sapto Argo” mampu menarik
simpatik penikmatnya hingga pertunjukan usai. Perlu diketahui, bahwa dalang cilik
Ki Aji Carito sendiri merupakan putra dari Dra. Asri Sundari, M.Hum yang
merupakan dosen Jurusan Sastra Indonesia Universitas Jember. Jadi, sepenuhnya
kegiatan malam seni budaya dalam rangka Peringatan Bulan Pancasila - Bulan Bung
Karno ini murni ditampilkan oleh keluarga besar (civitas akademika) Universitas
Jember sebagai bentuk cinta mereka kepada kesenian Tanah Air Indonesia.
(hsm)
Sumber rujukan: www.unej.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar